Sabtu, 17 Oktober 2009

Teori Sosiologi

BAB I
PEMBAHASAN
1.1 RIWAYAT HIDUP DURKHEM
Emile Durkhem lahir pada 1858 di Empal, suatu perkampungan kecil orang yahudi di bagian timur prancisyang agak terpencil dari masyarakat luas.
Ayah Durkhem adalah seorang Rabi, seperti kabonya juga, dan kalau Durkheim sudah terbiasa mengikuti kebiasaan tradisional dia juga sudah menjadi seorang Rabi.
Namun ia menyimpang dari kebiasaan ini, sebagian mungkin karena suatu pengalaman mistik dan untuk sementara masuk katolik dibawah pengaruh seorang gurunya yang beragama katolik. Lalu ia meninggalkan katoliksme dan menjadi orang yang tidak ingin tahu dengan agama (agnestik), tetapi masalah-masalah dasar tentang moralitas dan usaha untuk meningkatkan moralitas masyarakat merupakan perhatian pokok selama hidupnya.
Pada usia 21 tahun Durkheim diterima di “Ecole Normale Superieure”.
Dua kali sebelumnya dia gagal dalam ujian masuk yang sangat kompletitif, walaupun sebelumnya dia sangat cemerlang dalam studinya. Dia datang ke Paris untuk bisa masuk kesekolah “Lycee Louis-Lo-Grand” (satu sekolah tinggi terkemuka), sesudah memperoleh dukungan yang kuat dan dorongan dari guru di Epiral.
Durkheim menunjukkan dirinya di Ecole Normale Superiure sebagai seorang mahasiswa yang serius. Durkheim sangat tidak puas dengan kurikulumnya.
Secara tradisional tekanannya yang dominan adalah pada sastra klasik, termasuk bahasa latin dan Yunani.
Sekurang-kurangnya dua orang professor Durkheim di “Ecole Normale”-Ofustol de Coulanges dan Emile Boutrout mempunyai pengaruh yang penting terhadap dia.
Dari de Coulanges, seorang ahli sejarah ternama karena tulisannya “The Ancient City”. Durkheim mempelajari nilai ilmiah yang lewat dalam penelitian sejarah.
Juga tekanan Coulanges pada consensus intelektual dan agama sebagai dasar solidaritas sosial jelas sangat mengesankan Durkheim, ketika kemudian Durkheim mulai berkemcimpung dalam karirnya mengenai masalah bagaimana tuntutan moral masyarakat diendapkan dalam kesadaran subyektif individu, dia kembali memperhatikan agama dan sumbangannya dalam intograsi masyarakat.
Dari Boutrout, seorang ahli filsafat, Durkheim mempelajari pentingnya untuk mengakui bahwa ada tingkatan-tingkatan kenyataan yang berbeda dan tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi dapat memperlihatkan sifat yang muncul yang tidak dapat dijalankan dalam hubungan dengan gejala sosial yang lebih rendah tingkatannya. Dengan kata lain, keseluruhan lebih besar dari pada bagian-bagiannya.
Sesudah menanamkan pendidikannya, Durkheim mulai mengajar selama lima tahun ia mengajar dalam satu sekolah menengah ke atas (Lyeces) didaerah Paris. Disana dia di perkenalkan dengan laboratorium Psikologi dari seorang ahli Psikologi eksperimental bernama “Wilhelm Wuadt” dan sangat terkora dengan komitmennya terhadap studi emprik ilmiah mengenai prilakunya yang di tunjuknya. Juga ia di perkenalkan dengan ide mengenai pembeda antara “Gemoinschaft” dan “Corellschafl” yang segera menjadi terkenal dalam buku “ronnies berjudul “GemeinsChaft dan CorellsChafl” yang kemudian di definisi Durkheim.
Pendirian ideologis Durkheim secara pribadi bersifat liberal. Walaupun mudah untuk melihat beberapa implikasi koneservatifpenting dalam karya teoritisnya, sebagaiannya karena tekanan yang terlampau mementingkan struktur dodial serta kepatuhan individu terhadap masyarakat secara mutlak untuk perkembangannya.
Namun dalam praktiknya, dia membela hak individu melawan pernyataan yang tidak adil atau berlebihan yang di buat alu nama masyarakat.
1. Melembagakan sosial sebagai satu disiplin akademis
Pada tahun 1887, ketika Durkheim berusia 29 tahun, pemberian kuliahnya dan beberapa artikel yang ditulisnya membuat dia menjadi seorang ahli ilmu sosial muda yang terpandang, untuk ia dihargai dengan pengangkatannya di fakultas. Pendidikan dan fakultas ilmu sosial di universitas Berdeaut. Ini merupakan pengakuan akademi pertama yang resmi yang diberikan kepada disiplin sosilogi yang baru itu dalam sistem universitas di Prancis.
Kebutuhan untuk mengajar kursus pendidikan kemungkinan Durkheim mengembangkan poropektif sosiologinya mengenai kepribadian manusia yang dibentuk oleh masyarakat melalui wakil-wakilnya dalam pendidikan. Durkheim merupakan satu kekuatan penting dalam sistem pendidikan Prancis.
Tahun 1896 Durkheim diangkat menjadi professor penuh dalam ilmu sosial. Hal ini memperlihatkan satu dobrakan dia merupakan professor penuh untuk pertamakalinya dalam ilmu sosial di Prancis. Dua tahun kemudian, tonggak sejarah yang penting dicapai ketika Durkheim mendirikan “L’Anee Sociologique”, jurnal ilmiah pertama untuk sosiologi.
Tahun 1899 Durkheim ditarik ke Sorbonne, tahun 1906 di promosikan sebagai professor dalam ilmu pendidikan sosiologi belum didirikan di Universitas Paris, biasanya disini pada puncak sistem pendidikan tinggi di Prancis berputar apakah memberikan satu tempat untuk sosiologi atau tidak, tidak dapat dibuat dengan tergesa-gesa atau begitu saja.
Pada tahun 1913 kedudukan DUrkheim diubah keilmuan pendidikan dan sosiologi.
Durkheim terus aktif dalam usaha akademi dan ilmiah tetapi dengan pecahnya perang, sebagian tenaga dialihkan ke usaha yang menjalankan tujuan Prancis dalam perang itu. Putranya, Andre, mendapat cindera penuh dan menemani ajalnya ditahun 1915.
2. Pengaruh sosial dan intelektual terhadap Durkheim
Perhatian Durkheim sepanjang hidupnya terhadap solidaritas sosial muncul antara lain karena keadaan keteraturan sosial yang goyah dimasa republic ke-3 selagi dia masih muda.
Pada satu saat, presiden republic ke-3 itu pernah membubarkan majelis perwakilan, sebagai bagian dari urdanya untuk menegakkan suatu presidensinya yang kuat.
Meskipun situasi politik goyah dan tidak setabil, revolusi industri tetap maju dan membawa perubahan dalam struktur akademi, hubungan sosial, serta orientasi budaya dasar.
Perhatian Durkheim dalam moralitas umum terjadi bersama dengan masa peralihan dalam sistem pendidikan di Prancis. Durkheim merasa bahwa dalam menghadapi masa peralihan ini, perlu dikembangkan satu alternatif lain dari dasar pendidikan moral agama tradisional.
Durkheim mengakui Comte sebagai pendiri disiplin sosiologi (dan juga mengakui pengaruh St. Simon) dan juga sependapat dengan pandangan Comte tentang masyarakat yang bersifat organis.
Pandangan Durkheim mengenai fungsi pembagian kerja dalam meningkatkan integarasi sosial didukung dengan mengambil referensi Comte: Meskipun analisis sosiologi Derkheim njelimat dan lebih penting untuk sosiologi masa kini dari pada sosiologi Comte, namun Durkheim menemukan landasan umum yang kuat bagi ide-ide teoritasnya dalam karya “Bapak Sosiologi” itu.

3. Pertentangan dengan individualisme Spencer
Durkheim mempertegas pendekatannya yang khusus itu sebagai sesuatu yang betentangan dengan perspektif Harbert Spencer yang bersifat individualisme. Spencer adalah seoarang ahli teori sosial dari inggris yang sangat berpengaruh disana selama abad ke-19, dan kemudian di Amerika karena ide-idenya mengenai evolusi dan kemajuan sosial. Seperti Comte dan Durkheim di Prancis, Spencer tertarik pada perkembangan evolusi jangka panjang dari masyarakat modern.
Meskipun Spencer tidak berutang budi pada Comte untuk pandangan mengenai kemajuan evolusi, keyakinannya akan kemajuan adalah serupa. Model evolusi sosial Spencer tentang kompleksitas sosial yang semakin meningkatkan melalui peningkatan pembagian kerja hamper sama dengan Durkheim.
Perbedaan yang penting antara Spencer dengan Comte dan Durkheim adalah gambaran Spencer mengenai kenyataan sosial yang bersifat individualistik. Masyarakat adalah sebagai hasil dari persetujuan kontraktual dimana individu saling berubah untuk mengejar kepentingan pribadinya.
Gambaran Spencer mengenai masyarakat yang ideal atau yang paling maju adalah masyarakat dimana individu memiliki kebebasan sebesar-besarnya untuk mengatur kepentingan dan meningkatkan kebahagiaan tanpa diarahkan atau di kontrol oleh otoritas pusat manapun.
1.2 KENYATAAN FAKTA SOSIAL
Asumsi umum yang paling fundamental yang mendasari pendekatan Durkheim terhadap sosiologi adalah bahwa gejala sosial itu riil dan mempengaruhi kesadaran individu serta prilakunya yang berbeda.
Tekanan Durkheim pada kenyataan sosial yang efektif itu bertentangan tidak hanya dengan individualisme yang berlebihan tetapi juga dengan para ahli teori yang pendekatannya terlampau spektualatif dan filosofis.
1) Fakta sosial lawan fakta individu
Pernyataan lain yang muncul dari tekanan pada kenyataan gejala yang objektif menyangkut sifat dasar kenyataan itu.
2) Karakteristik fakta sosial
Karakteristik fakta sosial adalah bahwa fakta itu memaksa individu. Jelas bagi Durkheim bahwa individu di paksa dibanding, di yakinkan, di dorong, atau dorongan cara tertentu di pengaruhi oleh pembagian tipe fakta sosial dalam lingkungan sosialnya.
3) Strategi untuk menjelaskan fakta sosial
Salah satu metodologi dasar yang di tekankan Durkheim adalah bahwa fakta sosial harus dijelaskan dalam hubungannya dengan fakta sosial lainnya, ini adalah dasar pokok yang mutlak.
1.3 SOLIDARITAS DAN TIPE STRUKTUR SOSIAL
Dari semua fakta sosial ditunjukkan dan di diskusikan oleh Durkheim, tak satupun yang sedemikian sentralnya seperti konsep solidaritas sosial. Ikatan ini lebih karena hubungan-hubungan serupa itu mengendalikan sekurang-kurangnya satu tingkat/drajat consensus terhadap prinsip-prinsip moral yang menjadi dasar kontrak itu.
1) Solidaritas mekanik dan organik
Analisis durkheim mengenai tipe-tipe yang berbeda dalam solidaritas dan sumber-sumber struktur sosialnya diperoleh dari bukunya “The Division of Labar in Socety”.
2) Kesadaran kolektif dalam masyarakat organik
Pertumbuhan dalam pembagian kerja (dan solidaritas organik sebagai hasilnya) tidak menghancurkan keberadaan kolektif, dia hanya mengurangi arti pentingnya dalam peraturan terperinci dalam kehidupan sehari-hari.

3) Evolusi sosial
Dalam analisis Durkheim mengenai solidaritas mekanik melawan solidaritas organik terkandung satu model perubahan sosial yang umum.
Tetapi karena penduduk bertambah, perjuangan untuk hidup juga bertambah. Akibatnya individu secara bertahap meningkatnya spesalisasinya karena mereka mencari suatu jalan untuk tetap hidup dimana kompetisi atau komflik dengan orang lain kurang parah.
1.4 ANCAMAN TERHADAP SOLIDARITAS
Apakah struktur sosial suatu masyarakat mencerminkan solidaritas mekanik atau organik, tingkat integrasi moral sosial yang dipertahankan dalam bentuk minimum sedikitpun tidak pernah berlangsung secara otomatis.
a. Sumber-sumber ketegangan dalam masyarakat organik yang kompleks.
Suatu ancaman yang lebih penting lagi terhadap solidaritas organik berkembang dari heterogenitas dan individualitas yang semakin berat yang berhubungan dengan pembagian kerja yang tinggi.

BAB II
DAFTAR PUSTAKA
Abel, Theodore, the Foundation of Sociological Theory, New York : Random Houre, 1970.
Barash, David P., Sociology and Behavior. New York. Free Prees, 1968

Tidak ada komentar:

Posting Komentar