Selasa, 13 Oktober 2009

Pengantar Pendidikan Juga

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu untuk meningkatkan kualitas pendidikan Nasional.
Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyatakan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional : “bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan kerjasama antar semua komponen pendidikan, terutama guru dan pemerintah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pandagan ilmiah tentang manusia dan implikasi pendidikannya?
2. Mengapa manusia harus dididik/mendidik?
3. Mengapa manusia dapat dididik/mendidik
4. Mengetahui batas-batas kemungkinan pendidikan?
5. Dapat mengetahui kekeliruan-kekeliruan pendidikan!

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pandangan Ilmiah Tentang Manusia dan Implikasi Pendidikannya
1. Antropologi Biologis/Fisik
a. Batasan
Antropologi adalah studi tentang asal usul, perkembangan, karakteristik jenis (spesies) manusia atau studi tentang ras manusia. Antropologi ilmiah mencakup: antropologi biologis sering pula disebut antropologi fisik, yaitu studi tentang fosil dan kehidupan manusia sebagai organisme biologis. (Beals, 1977:1)
b. Karakteristik
Manusia adalah homo sapiens:
1) Puncak evolusi organic dari makhluk hidup
2) Kedudukannya dalam klasifikasi makhluk hidup:
a) Dunia: binatang
b) Phylum: chordate
c) Kelas: mamalia
d) Orde: primate
e) Famili: hominidae
f) Gunus: homo
g) Spesies:
h) Sapiens.
3) Cirri-ciri Khas:
a) Berjalan tegak (bipedal locomotion).
b) Mempunyai otak yang besar dan kompleks
c) Hewan yang tergenalisasi, dapat hidup dalam berbagai lingkungan.
d) Priode kehamilan yang panjang dan anak lahir tak berdaya.
c. Implikasi dalam praktek Pendidikan
Konsep-konsep antropologi biologis menjadi landes pendidikan (landasan antropologis pedidikan).
1) Keharusan dan kemungkinan pendidikan
2) Kergaman praktek pendidikan, baik dalam sejarah manusia maupun dalam bentuk prkatek pendidikan dalam suatu zaman.
d. Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan
Lahir dan berkembangnya antropoli pendidikan.
2. Antropologi Budaya
a. Batasan
Antropologi social budaya mempergunakan teknik-teknik riset histories, observasi, wawancara dalam studio rang yang hidup sekarang. (Beals, 1977:1)
b. Karakteristik
1) Manusia adalah organisme sosiobudaya.
Budaya = seperangkat cara hidup (berpikir dan berbuat) yang diperoleh melalui proses belajar, yang memberi cirri pada setiap keputusan kelompok.
2) Komponen utama budaya
a) Sebuah kelompok/masyarakat
b) Sebuah lingkungan dalam kelompok/masyarakat.
c) Sebuah budaya material.
d) Sebuah tradisi budaya.
e) Kegiatan-kegiatan dan prilaku manusia.
3) Karakteristik umum budaya
a) Tingkat laku katural dipelajari
b) Tingkat laku cultural terorganisasi dalam pola-pola tingkah laku
c) Pola-pola budaya diajarkan orang dan berlangsung dari satu generasi ke generasi lainnya.
d) Budaya mempunyai aspek material dan non material
e) Budaya tersebar secara beragam oleh anggota masyarakat
f) Tingkah laku cultural menjadi sebuah cara hidup
g) Budaya terus menerus berubah
c. Implikasi dalam praktek pendidikan
Konsep-konsep antropologi sosio budaya menjdi landasan pendidikan (Landasan Antropologi pendidikan).
1) Keharusan dan kemungkinan pendidikan
2) Keragaman kegiatan pendidikan berdasarkan sistem budaya, kesatuan budaya regional, dan kelompok subkultur.
3) Pendidikan adalah enkulturasi (proses perpindahan budaya dari generasi ke generasi).
d. Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan
1) Lahir dan berkembangnya antropologi pendidikan yang dipelopori oleh frans Boa dan Margareth Mead.
2) Adanya kebutuhan Antropologi filsafat Anak (pandangan tentang hakekat khuluk atau karkteristik).
3. Psikologi
a. Batasan
Psikologi adalah studi tentang kegiatan-kegiatan atau tingkah laku individu dalam keseluruhan ruang hidupnya, dari dalam kandungan sampai balita, dari masa kanak-kanak sampai masa dewasa, serta masa tua.
b. Karekteristik
Individu yang belajar (Callahan dan Cark, hlm 191 : 194):
1) Cukh (ada perbedaan individual)
2) Banyaknya kesamaan dari pada perbedaannya
3) Mempunyai berbagai diri
4) Sebuah organisme total
5) Mempunyai kesiapan bertindak
6) Mempunyai tugas-tugas perkembangan
7) Mempunyai berbagai kebutuhan
8) Mempunyai kecendrungan-kecendrungan umum dalam bertingkah laku
9) Mempunyai tujuan-tujuan khusus
10) Merupakan motivator-motivator dirinya sendiri.
c. Implikasi dalam praktek pendidikan
1) Konsep-konsep psikologis tentang individu menjadi dasar pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar (Landasan Psikologis Pendidikan).
2) Pendidikan= individualisasi (proses pengembangan individu).
d. Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan
1) Lahir dan berkembangnya psikologi pendidikan yang dipelopori oleh Thorndike
2) Lahir dan berkembangnya aliran pembaharuan pendidikan yang disebut developmentalisme atau “psychological Tendency in Education”, yang dipelopori oleh pestalozzi, Herbart dan frocebel.
4. Sosiologi
a. Batasan
Sosiologi adalah studi tentang struktur social. (Read ing, 1997 : 195)
b. Karekteristik Masyarakat
1) Manuusia adalah animal sociale (binatang yang hidup bermasyarakat).
2) Masyarakat adalah:
a) Pengalaman kita dengan oreng lain di sekitar kita (Berger dan Berger).
b) Tingah laku kelompok, hubungan-hubungan diantara manusia, dan factor-faktor yang termasuk dan menjadi di dalam hubungan-hubungan manusia (Ginsberg).
c) Interaksi-interaksi dan interelasi-intelerasi manusia (Berlett,dkk).
d) Sebuah sistem yang terbentuk dari cara-cara dan perosedur-prosedur, kekuasaan dan bantuan timal balik, pengelompokan-pengelompokan dan pembagian-pembagian, pengawasan-pengawasan dan kebebasan-kebebasan (Maciver).
e) Sebuah kelompok dengan sustu budaya yang terorganisasi untuk memberikan kepuasan bagi kebutuhan-kebutuhan dari kepentingan-kepentingan semua orang, dalam arti sempit adalah struktur social (Ginsberg):
c. Implikasi dalam praktek pedidikan
1) Konsep-konsep sosiologi tentang manusia mendajadi sadar penyelenggaraan pendidikan (landasan sosiologis pendidikan).
2) Masyarakat sebagai ekologi pendidikan atau sebagai lingkungan tempat berlangsungnya pendidikan.
3) Pendidikan= sosialisasi (proses menjadi anggota masyarakat yang diharapkan)
d. Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan
1) Mendorong lahir dan berkembangnya sosiologi pendidikan, yang: dipelopori oleh Henry Suzzalo.
2) Mendorong lahir dan berkembangnya ilmu pendidikan kependudukan.
3) Mendorong lahir dan berkembangnya aliran-aliran sosiologisme pendidikan atau sociological tendency in edutation, yang telah menekankan konsep pendidikan pada proses sosialisasi dari pada individualisasi.
5. Politika (ilmu politik)
a. Batasan
Politik adalah studi tentang pemerintah Negara (Broom & Selzniek, 1958:6)
b. Karakteristik pemerintahan Negara
1) Manusia sebagai animal politicon (Aritoteles)
2) Bidang-bidang ilmu politik (Unesco)
a) Teori Politik.
b) Lembaga-lembaga politik
c) Partai-partai politik, kelompok-kelompok politik,dan pendapat umum.
d) Hubungan-hubungan internasional
c. Implikasi dalam praktek pendidikan
1) Konsep-konsep politika menjadi dasar penyelenggaraan pengelolaan pendidikan makro nasional (landasan politika pendidikan).
2) Terjadinya kerja sama international dalam bidang pendidikan.
3) Pendidikan = civilisasi (proses menjadi warga Negara yang diharapkan).
4) Pendidikan kewarganegaraan mempunyai kedudukan dan peranan yang penting.
5) Pendidikan politik.
d. Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan
1) Lahir dan berkembangnya politika pendidikan/pendidikan nasional yang dipelopori oleh Guizot (Prancis), Fisher (Inggris), Horace Mann dan Henry Benhard (USA), K.H. Dewantara dan Moh. Syafei (Indonesia).
2) Lahir dan berkembangnya studi pedidikan international (Auslandpedagogik)
B. Keharusan Pendidikan: Mengapa Manusia Harus Dididik/Mendidik
1. Dasar Biologis
Pendidikan adalah perlu karena anak manusia dilahirkan tidak berdaya.
a. Anak manusia lahir tidak dilengkapi insting yang sempurna untuk dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi lingkungan.
b. Anak manusia perlu masa belajar yang panjang sebagai persiaan untuk dapat secara tepat berhubungan dengan lingkungan secara konstruktif.
c. Awal pendidikan terjadi setelah anak manusia mencapai penyesuaian jasmani (anak berjalan sendiri, dapat makan sendiri, dapat menggunakan tangan sendiri) atau mencapai kebebasan fisik dan jasmani.
2. Implikasi
a. Anak manusia yang tidak menerima bantuan dari manusia lainnya yang telah dewasa akan tidak menjadi manusia yang berbudaya atau bahkan mati.
b. Anak memerlukan perlindungan dan perawatan sebagai masa persiapan pendidikan.
c. Kemampuan pendidikan terbatas.
d. Orang dewasa yang tidak berhasil dididik perlu pendidikan kembali atau reedukasi.
3. Dasar Sosio-Antropolgis
Peradaban tidak terjadi dengan sendirinya dimiliki oleh setiap anggota masyarakat.
a. Setiap anggota masyarakat perlu menguasai budaya kelompoknya yang berupa warisan social / budaya
b. Masyarakat menginginkan kehidupan yang beradab.
4. Implikasi
a. Diperlukan transformasi dan organisme biologis ke organisme yang berbudaya
b. Diperlukan tansmisi budaya.
c. Diperlukan internalisasi budaya
d. Dipelukan control social untuk pelestarian budaya.
e. Pendidikan= personalisasi peranan social budaya (Personalisasi peradaban).
C. Kemungkinan Pendidikan: Mengapa Manusia Dapat Dididik/Mendidik
1. Dasar Biologis
a. Anak bersifat lentur.
b. Anak mempunyai otak yang besar dan berpermukaan sangat luas.
c. Mempunyai pusat syaraf yang berfungsi perhubungan dengan perbuatan berpikir, sehingga terjadi penangguhan reaksi dalam menerima perangsang maka terjadi belajar.
2. Implikasi
a. Anak dapat menerima bantuan yang tertuju pada dapat belajar.
b. Pendidikan = penyesuaian yang sempurna dari organisme biologis terhadap lingkungannya.
c. Pendidikan harus berkenaan dengan pelancaran kerja susunsn syaraf.
3. Dasar psiko-Sosio-Antropologi
Keragaman dan kelebihan individu.
a. Individu adalah unik, berbeda-beda, ada kelebihan dan kekurangan.
b. Ada perbedaan penguasaan budaya.
c. Animal sosiale, sehingga ada usaha saling tolong menolong.
4. Implikasi
a. Terjadi saling pengaruh mempengaruhi, yang mempunyai kelebihan dapat memberi bantuan kepada orang lain yang memerlukan.
b. Orang dapat menjadi pendidik karena:
1) Panggilan jiwa (pendidik alami)
2) Perjanjian (pendidik profesional).
D. Batas-Batas Kemungkinan Pendidikan
1. Empirisme (realisme, behaviorisme, eksperimentasisme)
a. pendidikan adalah berkuasa.
b. Tidak ada pembawaan: anak lahir kosong dengan budaya, tapi pontensial secara biologis.
2. Implikasi
a. Pendidikan berpusat pada pendidik.
b. Pendidikan = pembentukan
c. Pendidikan = rekayasa pola tingkah laku
d. Pendidikan = internalisasi
e. Pendidikan = pembiasaan.
3. Naturalisme (idealisme, thomisme, humanisme)
a. Pendidikan tidak/kurang berkuasa
b. Anak lahir dengan membawa bakat yang baik.
4. Implikasi
a. Pendidikan berpusat pada anak (terdidik).
b. Pendidikan = pemekaran potensi
c. Pendidikan = pertumbuhan dari dalam.
d. Pendidikan = individualisme/personalisasi.
e. Pendidikan = belajar.
5. Developmentalisme, teori konvergensi, realisme kritis
a. pendidikan berpengaruh tapi terbatas. Pendidikan adalah perpanduan atau resultante dari pertumbuhan bakat dan pengaruh lingkungan.
b. Anak lahir dengan membawa bakat yang perlu dirangsang untuk berkembang lebih canggih.
6. Implikasi
a. Pendidikan berpusat pada relasi antara pendidik dengan si pendidik atau situasi pendidikan.
b. Pendidikan = perpanduan antara bakat dan pengaruh lingkungan
c. Pendidikan = transaksi antara pendidik dengan si terdidik.
d. Pendidikan = kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam situasi khusus.

E. Kekeliruan-Kekeliruan Pendidikan
1. Batasan
a. Mendidik yang baik adalah yang berhasil membantu individu dapat mempetahankan dan meningkatkan mutu hidup. Hal ini terjadi apabila bentuk kegiatan pendidikan mempunyai tujuan yang tepat.
b. Kekeliruan-kekeliruan mendidik adalah bentuk-bentuk kegiatan pendidikan yang tujuannya tidak benar dan atau cara pencapaiannya tidak tepat. Tujuannya pendidikan dikatakan tidak benar apabila berisi nilai-nilai hidup yang bersifat mengingkari dan dan merusak harkat dan martabat manusia sebagai pribadi warga dan hamba Allah.
2. Kekeliruan idiil mendidik
a. Bentuk
Bentuk-bentuk kekeliruan idiil mendidik berupa kegiatan pendidikan patologis atau demogogis yaitu kegiatan pendidikan yang salah tujuannya karena norma-norma yang menjadi tujuan pendidikannya mengandung unsure yang mengingkari kemanusiaan dan bahkan mempropagandakan dan mendorong pada perbuatan-perbuatan merusak dan menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan. Misalnya melatih pencopet atau penjahat professional.
b. Akibat dan penanggulangannya
Pendidikan patologis atau demagogis apabila berhasil, akan melahirkan orang-orang yang cacat moral atau amoral, yang mempunyai watak ingin merusak kehidupan manuisa atau berbuat kemungkaran.
3. Kekeliruan teknis mendidik
a. Bentuk
Bentuk kekeliruan teknis pelaksanaannya, yaitu kesalahan dalam cara memilih dan menggunakan alat pendidikan (kegiatan mendidik dan penciptaan situasi/lingkungan pendidikan). Dengan demikian kekeliruan-kekeliruan teknis mendidik mencakup: 1) Kekeliruan cara mendidik (misalnya mendidik dengan memanjakan atau murah ganjaran, mendidik dengan mengendalikan atau murah hukuman, mengembangkan keterampilan hanya dengan ceramah, dan sebagainya) dan 2) kekeliruan ekologis atau menciptakan lingkungan hidup yang kurang mendukung pencapaian kedewasaan (misalnya: penyiaran TV dengan penuh kekerasan atau pornografi, lemahnya kontrol social, penciptaan lembaga pendidikan formal yang tidak tepat, dan sebagainya).
b. Akibat dan penanggulangannya
Pendidikan salah teknis berakibat pendidikan tidak menjadi efektif, efisien, dan relevan dalam membantu pengembangan kognitif, afektif dan psikomotor anak menuju kedewasaan. Kekeliruan teknis ini dapat berakibat penguasaan pengetahuan/keterampilan yang keliru, dan gangguan-gangguan emosional seperti rendah diri, sombong, keras kepala, dan sebagainya. Penanggulangan terhadap akibat-akibat kekeliruan-kekeliruan teknis ini dapat dilakukan antara lain dengan jalan memperbaiki cara-cara mendidik dan lingkungan hidup, serta memberikan bimbingan dan penyuluhan yang tepat.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Antropologi adalah studi tentang asal usul, perkembangan, karakteristik jenis (spesies) manusia atau studi tentang ras manusia. Antropologi social budaya mempergunakan teknik-teknik riset histories, observasi, wawancara dalam studio orang yang hidup sekarang. Budaya = seperangkat cara hidup (berpikir dan berbuat) yang diperoleh melalui proses belajar, yang memberi ciri pada setiap keputusan kelompok.
Psikologi adalah studi tentang kegiatan-kegiatan atau tingkah laku individu dalam keseluruhan ruang hidupnya, dari dalam kandungan sampai balita, dari masa kanak-kanak sampai masa dewasa, serta masa tua.
Bentuk-bentuk kekeliruan idiil mendidik berupa kegiatan pendidikan patologis atau demogogis yaitu kegiatan pendidikan yang salah tujuannya karena norma-norma yang menjadi tujuan pendidikannya mengandung unsure yang mengingkari kemanusiaan dan bahkan mempropagandakan dan mendorong pada perbuatan-perbuatan merusak dan menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan.

DAFTAR PUSTAKA
Mudyahardjo Redja. Pengantar Pendidikan (Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia). Jakarta: Rajawali Pres.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar