Selasa, 13 Oktober 2009

BAB I
PENDAULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri, yaitu mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas yang dilihat dari segi pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengjaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, yang menimbulkan perubahan dalam dirinya yang berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Produk yang dihasilkan oleh proses pendidikan adalah berupa liulusan yang memiliki kemampuan melaksanakan peranan-perana yang akan dating. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik terganung pada dua unsure, yaitu bakat yang dimiliki peserta didik sejak lahir dan lingkungan yang memepengaruhi hingga bakat itu tumbuh dan berkembang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu falsafah dan tujuan pendidikan?
2. Bagaimana bentuk komponen-komponen pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud motivasi belajar?
4. Bagaimana bentuk pendekatan dalam belajar?
5. Mengetahui bentuk pendekatan CBSA dalam pembelajaran?
6. Apa itu evaluasi belajar dan pembelajaran?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Falsafah dan Tujuan Pendidikan
Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita masyarakat. Filsafat
pendidikan menggambarkan manusia yang ideal yang diharapkan oleh masyarakat.
Dengan kata lain filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat.
Filsafat pendidikan sebagai sumber tujuan secara sederhana dapat ditafsirkan
bahwa filsafat pendidikan adalah hal yang diyakini dan diharapkan oleh
seseorang. Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau perbuatan seseorang
atau masyarakat dan di dalamnya terkandung cita-cita model masyarakat.
1. Keadaan Lingkungan
Lingkungan merupakan suatu system yang disebut ekosistem yang meliputikeseluruhan factor-faktor lingkungan. Faktor-faktor dalam ekosistem itu meliputi :
• Lingkungan manusia
• Lingkungan sosbud
• Lingkungan biologis
• Lingkungan geografis
2. Kebutuhan Pembangunan
Tujuan pokok pembangunan adalah untuk menumbuhkan sikap dan tekad dan kemandirian manusia dalam rangka meningkatkan kualitas sdm untuk mewujudkan kesejahteraan. Keberhasilan pembangunan ditandai oleh terciptanya suatu masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut maka dilaksanakan proses pembangunanyang titik bertnya pada pembangunan ekonomi dan didukung oleh pengembangan sdm yang berkualitas dan sector-sektor lain.
3. Perkembangan IPTEK
Pembangunan didukung oleh perkebangan iptek dalam rangka mempercepat terwujudnya ketangguhan dan keunggulan bangsa untuk mencapai tujuan tersebut. Maka ada tiga hal yang dijadikan sebgai dasar :
• Pembangunan iptek harus berada dalam keseimbangan yang dinamis dan efektif.
• Pembangunan iptek tertuju pada peningkatan kualitas.
• Pembangunan iptek berdasarkan pada asas kemanfaatan
B. Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
 Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu kea rah pencapaian tujuan nasional sesuai dalam UUD No 2 Tahun 1989. Kurikulum merupakan suatu alat pendidikan dalam rangka mengmebangkan sda yang berkualitas. Tujuan mata ajaran merupakan penjabaran tujuan kurikulu dalam ranka mencapai tujuan pendidikan nasional.
 Materi Kurikulum
Materi kurikulum adalah isi kurikulum merupakan bahan kajian untuk mencapai tujuan menyelenggarakan satun pendidiakan.
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
• Materi kurikulum berupa bahann pelajaran.
• Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing satuan
pendidikan
• Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Aspek-aspek Materi Kurikulum
• Teori
• Konsep
• Generalisasi
• Prinsip
• Prosedur
• Fakta
• Istilah
• Ilustrasi
 Metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Metode pembelajaran memuat tugas yang perlu dikerjakan oleh siswa dan guru. Karena itu penyusunannya harus berdasarkan analisa tugas yang mengacu pada kurikulum dan berdasarkan perilaku siswa.
 Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari beberapa bentuk antara lain :
• Mata pelajaran terpisah-pisah
• Mata ajaran berkorelasi
• Bidang studi
• Program yang berpusat COR PROGRAM/Pusat Program.
• Elektrik program
 Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum karena kurikulum adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar. Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa.
 Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
• Prinsip berorientasi pada tujuan. Pengembangan kurikulum diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang bertitik tolak pada pendidikan nasional.
• Prinsip relevansi. Pengebangan kurikulum harus sesuai dengan kebutuhan dan
keadaan masyarakat.
• Prinsip efisiensi dan efektivitas. Pembangunan kurikulum harus
mempertimbangkan segi efisien dalam menggunakan dana, waktu, tenaga dan
sumber-sumber yang tersedia dan dapat mencapai hasil yang optimal.
• Prinsip fleksibilitas. Kurikulum yang luwes, mudah disesuaikan dan diubah
berdasarkan tuntutan ekosistem setempat.
• Prinsip kesinambungan. Kurikulum disusun secara berurutan satu sama lain yang meiliki hubungan fungsional yang bermakna sesuai dengan jenjang pendidikan.
• Prinsip keseimbangan.
• Prinsip keterpaduan.
• Prinsip mutu.

C. Motivasi Belajar
 Pengertian dan Pentingnya Motivasi
 Pengertian Motivasi
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi yaitu :
1) Motivasi dipandang sebagai suatu proses
2) Menentukan karakteritis berdasarkan petunjuk tingkah laku seseorang
Mc. Donald merumuskan bahwa suatu perubahan yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam rumusan tersebut ada dua unsur yang naling barkaitan, ialah sebagai berikut:
a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi
b. Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan(affektif arousal)
c. Motivasi ditandai oleh rekreasi untuk mencapai tujuan
Motivasi memiliki dus kompenen yaitu kompenen dalam( inner component) dan kompenen luar( outer compenent).
Kompenen dalam adalah perubahan dalam diri seseorang keadaan merasa tidak puas, ketegangan psikologis.
Komponen luar adalah keinginan dan tujuan yang mengarahkan perbuatan seseorang.
 Pentingnya motivasi dalam upaya pembelajaran
Fungsi Motivasi :
1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan
2. Sebagai pengarah untuk mencapai tujuan yang diinginkan
3. Sebagai penggerak artinya menggerakan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Guru bertanggung jawab melaksanakan system pembelajaran agar berhasil dengan baik. Keberhasilan ini tergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswanya. Pada gari besar motivasi menggandung nilai- nilai sebagai berikut:
1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagal kegiatan belajar siswa.
Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal
2. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya
3. Pembelagaran yang bermotivasi menuntut kreatif imajinitas guru
4. Berhasil atau gagal dalam pembangkaian dan mendayakan motifasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas
5. Penggunaan asas motivasi merupakn suatu yang esensial dalam proses belajar dan pembelajaran
 Jenis dan Sifat Motivasi
a. Motivasi jenis
Dalam keseluruan teori motivasi menurut teorinya masing- masing. Dari keseluruhan teori motivasi dapat diajukan tiga pendekatan utuk menentukan jenis-jenis motivasi, yakni:
1. Pendekatan kebutuhan
2. Pensekan fungsionl dan pendekatan deskripsi.
Pendekatan kebutuhan. Abraha H. Maslow motivasi dari segi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia sifatnya bertingkat- tingkat.
Pendekatan fungsional. Pendekatan ini berdasarkan pada konsep- konsep motivasi yaitu: penggerakan, harapan, dan insentif.
Penggerak adalah yang memberi tenaga tetapi tidak membimbing, bagaikan mesin tetapi tidak mengemudiksn kegiatan. Organisme berada dalam keadaan tegang, responsive dan penuh kesadaran. Pada diri manusia terdapat sumber tenaga, yakni sumber eksternal ialah stimulasi yang diberikan oleh lingkungan, stimulasi yang masuk dari luar sampai pada korteks melalui jalur tertentu yakni melalui mekanisme persyaratan sehingga timbul tenaga penggerak;sumber internal yakni alur pikiran. Simbol- simbol dan fantasi dari pada korteks.
b. Sifat Motivasi
Berdasarkan pengertian dan analisis motivasi yang dikemukakan, memiliki sifat,yaitu:
3. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi ini sebenarnya timbul dari dalam diri peserta didik misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman,mengembangkan sikap untuk berhasil.
4. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar. A,tara motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik sulit untuk menentukan mana yang lebih baik.
5. Kemunculan sifat motivasi dipengaruhi beberapa factor, yaitu
1. Tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong tingkah laku atas tujuan belajar yang hendak dicapai.
2. Sikap guru terhadap kelas.
3. Pengaruh kelompok siswa.
4. Suasana kelas yang mendukung.
 Prinsip-Prinsip Belajar
Menurut Kenneth H. Hoover, mengemukakan prinsip-prinsip motivasi belajar sebagai belajar :
1. Pujian lebih efektif daripada hukuman.
2. Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis yang perlu mendapat kepuasan.
3. Motivasi yang bersumber dari dalam diri individu lebih efektif daripada
motivasi yang berasal dari luar.
4. Tingkah laku yang serasi perlu dilakukan penguatan.
5. Motivasi yang mulai menjalar kepada orang lain.
6. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi
belajar.
7. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang
lebih besar untuk melaksanakan daripada tugas yang dipaksakan dari luar.
8. Ganjaran yang berasal dari luar kadang-kadang diperlukan untuk merangsang
minat belajar.
9. Teknik dan prosedur pembelajaran yang bervariasi untuk memelihara minat
siswa.
10. Minat khusus yang dimiliki oleh siswa bermanfaat dalam belajar dan
pembelajaran.
11. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk merangsang minat belajar bagi siswa
yang memilki kemampuan rendah.
12. Kecemasan dan frustasi yang lemah kadang-kadang dapat membantu siswa
belajar menjadi lebih baik.
13. Kecemasan yang serius akan menyebabkan kesulitan belajar dan mengganggu
kegiatan belajar siswa.
14. Tugas-tugas yang terlampau sulit dikerjakan dapat menyebabkan frustasi
pada siswa.
15. Masing-masing siswa memiliki kadar emosi yang berbeda satu dengan yang
lainnya.
16. Pengaruh kelompoknya lebih efektif dalam motivasi belajar di bandingkan
dengan paksaan orang dewasa.
17. Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan kreatifitas.
 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
 Upaya menggerakkan motivasi
Upaya menggerakkan gapat dilakukan beberapa cara berdasarkan hasil penelitian disarankan cara-cara sebagai berikut:
1. Metode observasi dan prindip kebebasan (Maria Montessori).
2. Metode discoveri dari Brunner.
3. Metode kompetensi (Robert White)
4. Belajat discoveri.
5. Prosedur brainstorming.
6. Hubungan antara kecemasan personal,social gan metode pengajaran (Flanders).
7. Pengajatan berprograma.
 Upaya pemberian harapan
Cara-cara yang dapat dilaksanakan guru untuk memotivasi belajar siswa.
1. Rumusan tujuan-tujuan pembelajaran sekhusus mungkin, operasional dan
dapat diamati.
2. Tujuan-tujuan pembelajaran disusun menjadi tujuan langsung,
intermediate dan jangka panjang.
3. Perubahan-perubahan harapan.
4. Tingkat aspirasi.
 Upaya pemberian insentif
Insentif adalah objek tujuan atau symbol-simbol yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan kekuatan atau kegiatan siswa. Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah:
1. Umpan balik hasil tes.
2. Pemberian hadiah dan dorongan secara lisan atau tertulis.
3. Pemberian komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
4. Persaingan dan kerjasama.
 Upaya pengaturan tingkah laku siswa
Guru perlu mengatur tingkah laku siswa dengan cara restitusi dan ripple effect.
D. Pendekatan Dalam Pembelajaran
1. Perkembangan Konsep Pembelajaran
Konsep pembelajaran atau pembelajaran terus berkembang,mulai dari :
1. Pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar
2. Pengajaran merupakan intraksi belajar dan mengajar.
3. Pengajaran menjadi suatu system.
Pendekatan sistem belajar
Pendekatan system belajar sesuai dengan psikologi belajar sistematik, yang meliputi aspek-aspek filosofis dan proses, dan cirri-ciri sebagai proses
pembelajaran dan menggunakan metode untuk merancang system itu, serta mengikuti pola pikir tertentu.
2. Model Pembelajaran Berdasarkan Teori-Teori Belajar
Pada teori pendekatan pada model-model pembelajaran itu digolongkan menjadi empat model pembelajaran,
a. Model interaksi social.
b. Model proses informasi.
c. Model personal.
d. Model modifikasi tingkah laku.
3. Srategi Pembelajaran
Berdasarkan teori-teori belajar diungkapkan paling tidak ada empat bentuk
strategi pembeajaran yaitu:
a. Pembelajaran penerimaan
Pendukung utama pendekatan ini adalah Ausubel.pendekatan ini disebut juga proses informasi. Langkah-lahkahnya yaitu:
1. Penerimaan terhadap prinsip-prinsip umum, aturan-aturan serta ilustrasi
2. Pemahaman terhadap prinsip umum.
3. Partikularisasi,penerapan prinsip umum kedalam situasi.
4. Tindakan, gerakan dari suasana kognitif dan proses symbol kesuasana
perbuatan.
b. Pembelajaran penemuan
Pendukung utama pendekatan ini adalah Piagget dan Brunner,yakni penganut psikologi kognitif dan humanistic. Langkah-langkah belajar proses pengalaman adalah
1. Tindakan dalam instansi tertentu.
2. Pemahaman kasus tertentu.
3. Generalisasi. Tindakan dalam suasana baru.
c. Pembelajaran penguasaan
Pendukung utama pendekatan ini adalah Carrol,yang memadukan teori behavioristis dan humanistic.Belajar tuntas adalah strategi pembelajaranyang
diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok. Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah
1. Mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode kelompok.
2. Memberikan teks diagnostic untuk memeriksa kemajuan belajar seswa telah disampaikan satuan pelajaran tersebut.
3. Siswa yang telah memenuhi criteria keberhasilan yang telah ditetapkan
diperkenankan menempuh pengajaran berikutnya. Melakukan memeriksaan akhir.

d. Pembelajaran Terpadu.
Pendekatan ini pada mulanya disebut metode proyek yang dikembangkan oleh Dr. J. Dewey dan orang pertama yang menggunakan istilah unit adalah Morrison. Langkah-langkah umum pengembangan program unit adalah
1. Menyusun sumber unit yang luas bertitik tolak dari topic atau masalah tertentu.
2. Menyusun unit pembelajaran, sebagai bagian dari sumber unit yang dirancang gengan pola tertentu.
3. Menyusun unit lesson dalam rangka melaksanakan unit pembelajaran yang telah dikembangkan itu.
4. Menyusun satuan pelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar harian.
E. Pendekatan CBSA Dalam Pembelajaran
 Konsep CBSA Dalam Pembelajaran
Cara belajar siswa aktif merupakan suatu upaya dalam pembaharuan pendidikan dan pembelajaran.
a. Pengertian Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswa, yang merupakan inti dari kegiatan belajar. Keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tetapi kadarnya yang berbeda tergantung pada jenis kegiatanya, materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai.
Kegiatan tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti : mendengarkan, berdiskusi, membuat sesuatu, menulis laporan, memecahkan masalah, menyusun rencana, dan lain lain.
Pendekatan CBSA dinilai sebagai suatu system belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara mata kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Rasional CBSA dalam Pembelajaran
Penerapan dan pendayagunaan konsep CBSA dalam pembelajaran merupakan kebutuhan dan sekaligus sebagai keharusan dalam kaitannya dengan uapaya merealisasikan Sistem Pendidikan Nasional untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yang pada giliranya berimplikasi terhadap system pembelajaran.
Cara belajar siswa aktif tersebut dapat berlangsung dengan efektif, bila guru melaksanakan peran dan fungsinya secara aktif dan kreatif, mendorong dan membantu serta berupaya mempengaruhi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan belajar yang telah ditentukan.
Peranan guru bukan sebagai orang yang menuangkan materi pelajaran kepada siswa, melainkan bertindak sebagai pembantu dan pelayanan bagi siswa.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru ialah;
1. menyiapkan lembar kerja,
2. menyusun tugas bersama siswa,
3. memberikan informasi tentang kegiatan yang diulakukan,
4. memberikan bantuan dan pelayanan apabila siswa mendapat kesulitan,
5. menyampaikan pertanyaan yang bersifat asuhan,
6. membantu mengarahkan rumusan kesimpulan umum,
7. memberikan bantuan dan pelayanan khusus kepada siswa yang lamban,
8. menyalurkan bakat dan minat siswa,
9. mengamati sikap aktifitas siswa.
Kegiatan-kegiatan tersebut menunjukkan, bahwa pembelajaran berdasarkan pendekatan CBSA tidak diartikan guru menjadi pasif, melainkan tetap harus aktif namun tidak bersikap mendominisi siswa menghambat perkembangan potensinya. Guru bertindak sebagai guru inquiry, dan fasilitator.
c. Kadar Cara Belajar Siswa Aktif
Kadar CBSA ditandai oleh semakin banyaknya dan bervariasinya keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
d. Kebaikan dan kelemahan CBSA
Kebaikan CBSA
Kebaikan-kebaikan CBSA, yang dikemikakan oleh T. Raka Joni bahwa,
1. Ditunjukan melalui keberanian memberikan urung pendapat tanpa secara eksklusif diminta.
2. Keterlibatan mental di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah
berlangsungyang ditunjukan dengan peningkatan diri kepada tugas.
3. Belajar dengan pengalaman langsung indicator dari CBSA.
4. kekayaan bentuk dan variasi alat kegiatan belajar mengajar.
5. Kualitas interaksi antar siswa.

Kelemahan CBSA
Beberapa kelemahan dari CBSA menurut Oemar Hamalik;
1. Tidak menjamin dalam melaksanakan keputusan.
2. Diskusi tak dapat diramalkan.
3. Memasyarakatkan agar siswa memiliki keterampilan berdiskusi yang diperlukan secara aktif.
4. Membentuk pengaturan fisik dan jadwal yang luwes.
5. Dapat menjadi palsu jika pemimpin mengalami kesulitan mempertemukan berbagai pendapat.
6. Dapat didominasi oleh seseorang atau sejumlah siswa sehingga dia menolak pendapat peserta lain.
F. Evaluasi Belajar Dan Pembelajaran
 Pengartian, kedudukan, dan syarat-syarat umum evaluasi
a. Pengertian Penilaian
Penilaian adalah suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak hal-hal telah dimilik oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan oleh guru. Pengertian ini menunjukan bahwa pengukuran bersifat kuantitatif.
b. Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pendidikan
Menurut Schwartz dkk, penilaian adalah suatu program untuk memberikan pendapat dan penentuan arti atau kaidah suatu pengalaman. Pengalaman adalah pengalaman yang diperoleh berkat proses pendidikan. Proses tersebut tampak pada perubahan tingkah laku atau pola kepribadian siswa.
c. Syarat-syarat Umum Evaluasi
Penilaian yang akan dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau criteria sebagai berikut :
1. Memiliki validitas
2. Mempunyai reliabilitas
3. Objektivitas
4. Efisiensi
5. Kegunaan/kepraktisan
 Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
 Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar diarahkan pada komponen-komponen system pembelajaran.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita masyarakat. Filsafat
pendidikan menggambarkan manusia yang ideal yang diharapkan oleh masyarakat.
Dengan kata lain filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat.
Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum karena kurikulum adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar. Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Mc. Donald merumuskan bahwa suatu perubahan yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Guru bertanggung jawab melaksanakan system pembelajaran agar berhasil dengan baik. Keberhasilan ini tergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswanya. Dalam keseluruan teori motivasi menurut teorinya masing- masing. Dari keseluruhan teori motivasi dapat diajukan tiga pendekatan utuk menentukan jenis-jenis motivasi.
Pendekatan system belajar sesuai dengan psikologi belajar sistematik, yang meliputi aspek-aspek filosofis dan proses, dan cirri-ciri sebagai proses
pembelajaran dan menggunakan metode untuk merancang system itu, serta mengikuti pola pikir tertentu.
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswa, yang merupakan inti dari kegiatan belajar. Keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tetapi kadarnya yang berbeda tergantung pada jenis kegiatanya, materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik,Dr, Oemar. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar